Senin, 21 Januari 2008

Mengenang Fischer

Saya pertama kali menang melawan Bobby Fischer saat saya berhasil menukar benteng saya dengan ratu miliknya. Ini membuat keunggulan saya atas dirinya dalam hitungan setengah detik.

Namun akhirnya saya kalah. Dan saya tahu mengapa hal itu terjadi.

Sebab saya bertanding dengan Bobby Fischer.

Peristiwa ini terjadi pada bulan Agustus 1971, saat Fischer tampil di turnamen catur cepat yang diadakan di Klub Catur Manhattan di pojok jalan Midtown.

Kala itu Fischer berhadapan dengan 11 master catur setempat dalam “permainan catur lima menit." Masing-masing pemain harus menyelesaikan seluruh langkahnya dalam waktu tersebut.

Dalam pertandingan pertamanya Fischer menghadapi pemain termuda di turnamen itu, yaitu saya. Saya sudah mengenal namanya sejak delapan tahun lalu namun tak pernah bermain.

Saya terpesona. Beberapa bulan sebelumnya, Fischer mengalahkan pecatur tingkat dunia dengan angka telak 6-0. Kemenangan itu sebelumnya tak pernah diduga. Sebelumnya malah banyak orang pesimis Fischer mampu mengalahkan pecatur kuat tersebut.

Setelah itu semua menduga ia akan memenangkan juara catur dunia dalam tempo kurang dari satu tahun. Dan, ia kemudian memang meraihnya.

Dalam pertandingan kami, saya memegang buah putih. Setelah enam langkah, belasan orang yang menyaksikan pertandingan ini segera tahu saya menggunakan pembukaan kesukaan Fischer untuk melawan dia.

Jari-jari panjang dengan kukunya yang terawat kemudian menghentikan manuver saya. Setelah 15 langkah, ia mulai mendapat keunggulan. Namun pada langkah ke-25 ia harus meninjau ulang taktiknya dan saya berhasil mendapat ratu miliknya untuk saya tukar benteng.

Akhir pertandingan masih amat kompleks dan saya baru menyedari: Laki-laki yang ada di meja seberang adalah seorang Bobby Fischer. Maka, tak ada yang mengejutkan pada langkah-langkah berikutnya.

Saya mengalami krisis waktu. Saya hanya memiliki waktu sisa hanya satu menit dan tak bisa bergerak leluasa lagi. Jarum jam di meja saya tinggal menyisakan 10 detik sebelum terjatuh saat saya menyalami dan mengakui kemenangan taktisnya.

Ia mengalahkan saya lagi, kali ini dengan mudah, dalam pertandingan kedua kami. Ia kemudian memenangkan turnamen itu dan saya menempati urutan kedua. Tapi apa yang terjadi jika saya masih memiliki waktu satu atau dua menit lagi? Apakah saya benar-benar akan mengalahkan Bobby Fischer? (Andy Soltis, The New York Post)

Tidak ada komentar: