
Selama berpekan-pekan, jendral berbintang lima ini telah mencoba mengulur waktu dengan maut. Bila diibaratkan permainan catur, Soeharto ingin bermain draw (remis) dengan elmaut.
Sejak dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Pusat awal Januari 2008, Soeharto memang telah menolak mati. Berbagai aspek mistik dan ilmu kanuragan ia kerahkan untuk menahan kematian meski secara klinis ia sebenarnya sudah wafat.
Selama berminggu-minggu jutaan korban dan keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia Soeharto, menyaksikan dengan was-was. Ya, otak pembunuhan massal 500.000 – 1.000.000 warga sipil tahun 1965, pembantaian aktivis masjid di Tanjung Priok 1986, hingga penculikan aktivis mahasiswa tahun 1998 ini, mencoba berdamai dengan sakaratul maut.
Sayang, malaikat pencabut nyawa tak bisa disuap. Akhirnya, otak penculikan aktivis mahasiswa tahun 1998 ini menutup mata. Itupun setelah berpekan-pekan rakyat Indonesia menyaksikan dengan rasa iba sekaratnya Soeharto.


Ibarat permainan catur, Soeharto memang sudah mencoba meminta draw dengan elmaut. Sayang, tawaran itu ditolak.
Setelah mempermalukan dan menyiksa Soeharto melalui permainan panjang, sang elmaut melancarkan jurus pamungkasnya: skak mat!
Dan, Soeharto pun menyerah….
***
1 komentar:
Sesungguhnya kematian itu dekat. Bila ia telah tiba, tidak akan ada yang bisa memajukan atau memundurkannya, walau hanya sedetik.
Dibalik kesengsaraan Soeharto selama beberapa pekan itu, bisa jadi merupakan kehendak Tuhan untuk memberikan pelajaran, balasan, atau apapun hanya Tuhan yang tahu. Artinya itu kehendak Tuhan untuk mencabut nyawa pada waktu yang tepat menurut-Nya. Bukan karena maut yang sudah tiba tapi diundurkan atau ditangkis oleh Soeharto. Sesungguhnya tidak ada kekuatan apapun yang bisa melawan datangnya kematian.
Ini pendapat saya pribadi, boleh berbeda dgn yg lain. Karena topik ini tidak terkait dengan milis, jadi saya layangkan langsung ke email saudari, bukan me milis... :-) Hmm... anyway, thq artikelnya bikin saya merenung...
-Nazla-
Posting Komentar